Jumat, 24 Juni 2011

PRO-KONTRA & KURANGNYA SOSIALISASI DAN PEMAHAMAN TERHADAP PLTN


Rencana pemerintah untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menimbulkan Pro-Kontra dari beberapa elemen masyarakat di Provinsi Bangka Belitung. Ditambah lagi dengan peristiwa yang menyebabkan Meledaknya PLTN di Fukushima Daiichi, Jepang, yang dipicu gempa berkekuatan 9 Skala Richter, baru-baru ini semakin membangkitkan kembali penolakan wacana tentang rencana pemerintah Indonesia khususnya di Bangka Belitung untuk memanfaatkan nuklir sebagai energi alternatif.
Adanya penolakan beberapa elemen masyarakat di sebabkan oleh pemahaman yang kurang tepat terhadap berbagai aspek terkait PLTN tersebut. Pemberian pengetahuan IPTEK nuklir kepada masyarakat harus lebih ditingkatkan lagi, terutama untuk yang belum terkena pengaruh gerakan anti nuklir. Gerakan ini muncul di dunia sekitar tahun 1950an ketika Uni sovyet meledakkan senjata nuklirnya yang pertama tahun 1949 yang disusul oleh inggris tahun 1952. Motivasi awal gerakan anti nuklir adalah menentang penggunaan nuklir untuk senjata pemusna oleh pemerintahan mereka. Di Indonesia, sayangnya, rencana pembangunan PLTN selalu terbentur pada tekanan sosial politik dan ekonomi yang begitu besar. Jika kondisi ini terus belanjut di masa-masa mendatang, kemajuan dan kesejahteraan penduduk Indonesia diperkirakan akan menjadi tertinggal dibanding negara-negara berkembang lain di dunia ini yang memutuskan untuk membangun pembangkit listrik dengan sumber bahan bakar nuklir. Tidak diragukan lagi bahwa energi merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya.
Walaupun demikian, bukan perkara mudah untuk membuat public mengerti akan sesuatu yang baru apalagi teknologinya yang dianggap canggih. Di perlukan cara yang sangat arif dan bijaksana, bagaimana agar knowledge kepada masyarakat bisa berjalan dengan baik dan sikap saling terbuka dan percaya. Terbuka dalam artian dijelaskan secara jujur apa saja manfaaat dan resiko yang bisa ditimbulkan berdasarkan fakta-fakta yang sebenar-benarnya. Sehingga pengetahuan masyarakat semakin balance dan akhirnya masyarakat bisa menilai dengan adil tanpa pengaruuh dan tekanan pihak manapun. Itulah yang menjadi tugas besar, tidak hanya pemerintah, tetapi juga bagi mereka yang benar-benar mengerti akan kondisi dan situasi yang sebenarnnya tentang PLTN itu sendiri.

Memahami Radiasi PLTN
Sumber radiasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu radiasi alam dan buatan. Sumber radiasi alam sudah ada sejak terbentuknya alam semesta, sedangkan sumber radiasi buatan berasal dari unsure netral yang dibuat menjadi radioaktif dalam peralatan tertentu, misalnya dibuat di dalam reactor nuklir. Pancaran radiasi dari sumber radiasi alam berlangsung terus menerus selama masih ada unsure radio aktif alam disekitar kita.
Radiasi alam yang diterima oleh manusia berasal dari 3 sumber: pertama, sumber radiasi kosmik berasal dari benda langit di dalam dan di luar tata surya kita. Radiasi ini berasal dari reaksi fusi yang terjadi pada matahari di dalam galaksi bima sakti dan galaksi-galaksi lain yang jumlahnya sangat banyak dan terjadi secara terus menerus. Kedua, sumber radiasi terestrial yang berasal dari kerak bumi. Radiasi terestrial berasal secara alamiah dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak bumi yang disebut primordial. Radiasi tersebut di pancarkan dari unsure-unsur radioaktif alam terutama hasil deret peluruhan uranium, yaitu peluruhan berantai. Ketiga, sumber radiasi internal yang berasal dari tubuh kita sendiri. Sumber radiasi tersebut sudah ada di dalam tubuh sejak lahir dan masuk tubuh karena terbawa oleh udara pernafasan, melalui luka atau bahan makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap hari.
Manusia menerima dosis radiasi dari alam sebesar 200 mili Roentgen equivalent Men (mRem) per tahun. Dosis tersebut tergantung dari beberapa factor seperti lokasi tempat tinggal, jenis rumah, jenis pekerjaan dan bahan makanan yang dikonsumsi. Tubuh kita pada umumnya mendapat radiasi sebesar 25 mRem per tahun dari makanan, minuman dan udara yang kita hirup melalui pernafasan setiap tahun. Disekitar instalasi PLTN dan instalasi nuklir lainnya mungkin dapat menerima tambahan jumlah dosis radiasi maksimum sebesar 1 mRem per tahun. Tambahan  radiasi tersebut jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan jumlah dosis radiasi yang kita terima dari alam.
Dari studi dan pengukuran yang dilakukan oleh komisi Ilmiah PBB, untuk efek radiasi dinyatakan bahwa manusia rata-rata tiap tahun terkena radiasi terus menerus kira-kira 200 mRem per tahun, seperti pada tabel di bawah ini :
Sumber Radiasi
Presentase
Radiasi Alam
67.6 %
Radioterapi
30.7 %
Radioaktif jatuhan
0.60 %
Radiasi Buatan
0.45 %
Radiasi dari Instalasi Nuklir
0.15 %
Radiasi lain
0.50 %
Presentasi sumber radiasi yang diterima oleh manusia, (Pusat Diseminasi Iptek Nuklir, BATAN)

Memahami Sistem Keselamatan PLTN
Prinsip keselamatan yang digunakan pada reactor nuklir adalah untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan memperkecil dampak yang dapat diakibatkan oleh kejadian kecelakaan, yang lebih dikenal dengan system pertahanan berlapis (defence in depth). Ada 5 pertahanan yang utama yaitu komponen reactor, Konsep pertahanan berlapis, system proteksi reactor, pemeriksaan, pengujian dan operator.
Untuk lebih menjamin keamanan masyarakat dan lingkungan di sekitar PLTN, maka di tetapkan suatu daerah khusus (exclusive zone) dengan radius sekitar 1 km dari PLTN yang harus terbebas dari aktivitas masyarakat umum. Selain itu, teknologi nuklir juga menerapkan azaz keselamatan yang mendasarkan pada prinsip “As Low As Reasonably Achievable” (ALARA), yaitu upaya keselamatan yang mengoptimalkan manfaat dan minimalisasi resiko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar