Kalau
melihat tanyangan televisi baru-baru ini, kejadian yang menimpa masyarakat
Bima, sungguh di luar batas prikemanusiaan, polisi yang dikenal sebagai
pelindung, pengayom dan mitra masyarakat kini menjadi penindas, pembunuh dan
musuh masyarakat. Kejadian-kejadian seperti ini sebenarnya sudah sering terjadi
antara lain di Papua dan Masuji yang baru-baru ini hangat terdengar ditelinga
kita. Anehnya aparat penegak hukum bukan belajar atas kejadian-kejadian itu
malah menambah cerita-cerita kelam sejarah kekerasan di negeri ini, ini
membuktikan bahwa rendahnya moral dan
pengetahuan penegak hukum di tanah air tercinta ini.
Kasus
di masuji adalah sejarah terkejam yang pernah ada di tanah air ini, kasus
diluar prikemanusian ini membuktikan bahwa aparat kepolisian di Indonesia sudah
tidak berjalan sesuai amanah perundang-undangan, jadi buat apa ada polisi di
negeri ini!! Sangat disayangkan, kejadian-kejadian yang seharusnya bisa
diantisipasi dengan dialog dan musyawarah malah dilakukan dengan kekerasan
samapai menimbulkan korban nyawa, siapa yang harus di salahkan?? Kalau sudah
begini tidak ada yang ingin disalahkan, semuanya lepas tanggung jawab. Dari
kejadian ini sudah selayaknya dilakukan pembenahan ditubuh penegak hukum
(Kepolisisan), kalau ini dibiarkan terus menerus, ditakutkan masyarakat akan
menganggap kekerasan merupakan jalan alternative untuk menyelesaikan setiap
permasalahan.
Peristiwa yang terjadi di bima, sebenarnya
dilatar belakangi keyakinan masyarakat tentang keberadaan tambang emas tersebut
yang akan mengancam pekerjaan mereka sebagai petani lantaran areal tambang
berada pada sumber mata air. Protes dan penolakan tambang ini sudah dilakukan
setahun terakhir, namun belum mendapat tanggapan dari Bupati. Jelas dalam
tuntutan itu agar penguasa berpihak pada warga yang mayoritas jelas sebagai
rakyat di Bima.
Lalu kemana larinya keadilan,
sedangkan bagian dari kelompok masyarakat mayoritas yang berjuang bersama
ribuan masyarakat di Bima yang menuntut keadilan nyata. Sedangkan dari
Pemerintah Kabupaten Bima sendiri tidak menggubrisnya, bahkan mengerahkan
kekuatan aparat yang bersenjata lengkap. Apakah ini menjadi rahasia umum
tentang keberpihakan institusi aparat “tukang bantai” negara bahwa mereka maju
tak gentar membela yang bayar.
Sebenarnya
kekerasan ini hanyalah hilir. Hulunya adalah negara yang terbukti gagal
melakukan pembaharuan agraria dan mencegah kepentingan luar biasa elite politik
dan pengusaha menguasai sektor tambang dan perkebunan. Dengan kejadian-kejadian
ini pemerintah diharapkan aktif dalam menanggulangi masalah-masalah yang
terjadi, jangan di biarkan berlarut-larut, karena akan berdampak signifikan kepada
kehidupan bermasyarakat. Lebih ditakutkan lagi, apabila masyarakat sudah
menganggap bahwa aparat kepolisian adalah musuh mereka. Semua ini akan terjadi
apabila masalah-masalah ini tidak cepat diselesaikan, saya yakin akan muncul
masalah-masalah yang serupa apabila permasalahan ini tidak di tuntaskan denagan
baik.
Nama
baik aparat kepolisian sudah begitu jelek di masyarakat, terlihat dalam berbagai
kehidupan sosial khususnya dalam kehidupan berlalu lintas, polisi yang dikenal
sebagai pemeras masyarakat. Hal-hal semacam ini sudah sangat sering terjadi, kapolda,
kapolres, kapolsek dan kapolri selaku pimpinan tertinggi di kepolisian sudah
tau akan hal-hal semacam itu. Tetapi tidak ada tanggapan yang serius dari
permasalahan-permasalahan tersebut. Ditambah lagi, dalam menangani demo masyarakat
intelek, polisi selalu melakukannya dengan kekerasan, apakah layak seorang
aparat penegak hukum memberlakukan masyarakat intelektual bangsa yang tulus
mengeluarkan aspirasinya membawa hak rakyat di perlakukan seperti hewan?? Aparat
kepolisian dinegara ini sudah tidak lagi mempunyai nurani welas asih. Mau jadi
apa Negara ini kalau semua mahasiswanya hanya diam duduk dibangku kuliah tanpa
menghiraukan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah! Dengan mahasiswa
aktif dalam menyalurkan aspirasinya saja, pemerintah tetap melakukan hal-hal
yang tidak berpihak kemasyarakat. Apalagi tidak!!!
Masyarakat
sudah muak dengan janji-janji para pejabat Negara yang selalu mengumbar janji,
tanpa ada penyelesaian yang tuntas. Dengan masalah-masalah ini diharapkan
pemerintah benar-benar serius dalam menyelesaikan pelanggaran-pelanggaran yang
sangat biadap ini. Karena dampaknya akan sangat patal bagi keamanan dan
ketentraman di Negara kesatuan Republik Indonesia. Sebab kalau kita lihat,
permasalahan atau kasus yang terjadi semuanya sama yaitu masalah pertambangan
dan perkebunan. Sebab saya yakin kalau kasus-kasus ini tidak diselesaikan
sampai tuntas, akan timbul lagi masalah-masalah baru seperti masalah-masalah di
Papua, Masuji dan Bima.
“MAJU TAK
GENTAR MEMBELA YANG BAYAR BERSAMA POLISI”