Timah tidak bisa dipisahkan dari
masyarakat Bangka Belitung karena timah merupakan mata pencaharian utama bagi
mayoritas masyarakat, dan bisa dikatakan emasnya Bangka Belitung. Selain dari
timahnya, Bangka Belitung juga dikaruniai panorama alam yang sangat indah, yang
tidak kalah indahnya dengan Pulau Dewata. Hanya saja pemerintah, pengusaha dan stakeholder
yang tidak sadar dan tidak bisa memanfaatkan kelebihan ini untuk kemajuan
daerah dan kesejahteraan masyarakatnya. Kalau saja semuanya mau, dengan
keduanya ini Bangka Belitung bisa menjadi daerah yang maju. Sebab Allah telah
memberikan apa yang tidak diberikan Allah kepada daerah lain.
Kalau bicara kehidupan, pasti semuanya
tergantung kepada Allah Azzawajallah, tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana
kehidupan manusia tanpa timah atau bahkan tanpa dunia ini sekalipun, semuanya
bisa hidup karena izin Allah. Mengapa kita harus takut menjalaninya, toh semua
tergantung kepada individu masing-masing. Mau bagaimana kehidupan seseorang
tergantung dari seberapa besar kemauan atau ikhtiar orang tersebut untuk
memperbaiki kehidupannya. Sebab yang bisa merubah nasib suatu kaum itu adalah
kaum itu sendiri.
Maksud saya disini timah janganlah
dijadikan alasan kita buat saling menjatuhkan atau menjelekkan antara satu dengan
yang lain apalagi menjelekkan pemimpin, karena sudah kodratnya sebaik apapun
kebijakan yang diambil seorang pemimpin tetap saja menimbulkan pro dan kontra
terhadap kebijakan tersebut. Selama itu baik dan sesuai dengan norma-norma yang
ada, masyarakat wajibkan mendukung, persetan dengan lawan-lawan politiknya.
Sebab orang-orang yang tidak menerima kekalahan inilah yang akan membuat suatu
bangsa selalu tertinggal, tapi unkapan ini jangan pula disalah artikan, sebab
kita sebagai masyarakat juga berkewajiban untuk mengingatkan pemimpin kita. Apalagi
yang terjadi beberapa waktu yang lalu pemerintah, pengusaha dan stakeholder
malah sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-masing, memikirkan hal-hal yang
sebenernya tidak begitu penting untuk di urus, sudahlah kasian masyarakat hanya
menjadi korban. Masyarakat sudah bosan dengan cerita-cerita
perselisihan-perselisihan antara gubernur dengan walikota, atau walikota dengan
sekda dan beberapa pejabat lainnya. Masih banyak yang harus kita lakukan,
daripada memikirkan itu.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas
selain timah, BABEL punya panorama alam yang indah dan ditambah lagi dengan
hasil perkebunannya (Lada putih) yang sudah dikenal jauh sebelum timah menjadi
icon mata pencaharian Bangka Belitung. Jadi kenapa kita harus bingung dengan
kehidupan pasca tambang. Masih banyak yang bisa kita lakukan antara lain
memberdayakan tanah dan kolong-kolong pasca tambang, dan itu semua selaras dengan
RTRW nasional Pulau Bangka Belitung yaitu menjadi kawasan andalan
pariwisata, pertanian, perikanan, kelautan. Memang tidak bisa dipungkiri tanah dan kolong-kolong pasca
tambang tidak bisa langsung digunakan untuk perkebunan dan peikanan, karena
butuh waktu untuk itu. Tapi jangan dijadikan alasan, toh sekarang UBB
(Universitas Bangka Belitung) dan BBG (Bangka Botanical Garden) sudah mulai dan
bahkan sudah berhasil dalam memberdayakan itu semua, jadi tunggu apalagi, tinggal
mengembangkannya saja, saya yakin pemerintah konsen dan mempunyai banyak dana untuk
itu, tapi sekarang yang jadi pertanyaan berani atau tidak pemerintah mengeluarkan
kebijakan untuk itu. Atau jangan-jangan uangnya sudah jatuh ketangan
orang-orang yang tidak bertanggung jawab!! mudah-mudahan prediksi ini tidak benar. Amin. Kalau itu semua sudah
dilakukan dan dijalankan dengan baik saya yakin, walaupun timah di BABEL, katakanlah habis,
masyarakat bisa hidup dengan itu semua, toh mereka sudah pernah mengalami
kehidupan dengan berkebun dan lain-lain. Kenapa kita harus bingung dengan semua
itu. Tinggal bagaimana caranya pemerintah melakukan pendampingan dan penjelasan
kepada masyarakat tentang itu semua, jangan setelah timah habis baru mulai
melakukan perbaikan. Itu yang membuat kita kelabakan menghadapinya.
Mulailah berfikir bijak, hilangkanlah
ego-ego yang ada, mari duduk bersama untuk mencari solusi yang bener-bener
afdol untuk kemajuan daerah tercinta ini. Karena siapa lagi yang akan
memanjukan daerah ini kalau bukan kita. Jadi buat apa ego ini terus dipertahankan,
toh harta dan jabatan tidak semahal nyawa yang diberikan Allah kepada kita.
Kalau ajal telah menjemput tidak berguna lagi harta dan jabatan, semuanya pasti
ditinggalkan dan hanya akan menjadi sejarah kelam bagi seorang pemimpin. Dan itu
semua pasti dipinta pertanggung jawabannya dihadapan Allah. Selagi Allah masih
memberikan kesempatan, berbuatlah untuk daerah tercinta ini walau hanya
sedikit!! Trimakasih..Wassallambilmaaf..
“LEBIH
BAIK SEDIKIT BERBUAT DARI PADA TIDAK SAMA SEKALI”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar