Rabu, 16 November 2011

RENDAH DIRI KARNA STATUS SOSIAL


Kalau sebagian orang dapat terserang penyakit rendah diri karna keadaan orangtuanya, maka begitu banyak pula orang yang minder dan merasa hina karna dirinya sendiri berada dalam keadaan miskin harta. Tak sedikit orang yang merasa tak pantas lagi hidup hanya gara-gara urusan harta. Padahal kemuliaan disisi Allah tidaklah dipandang dari kekeyaan ataupun kemiskinannya.

Allah berfirman :
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS al-Hujurat[49]:13).

Artinya, kunci utama yang harus kita pegang bagaimanapun keadaan kita: miskin atau kaya adalah bahwa kemulian itu bukan datang dari apapun dan dari siapa pun, melainkan karna ketaatan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Mengapa kita meski rendah diri dihadapan orang kaya? Karna, kita masih menganggap ada orang yang memiliki harta. Padahal sebetulnya, kepunyaan Allah-lah segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi. Jagat raya, alam semesta, berikut isinya ini mutlak segalanya milik Allah semata. Semuanya dikuasai oleh Allah dan tidak bisa dimiliki oleh siapapun.

Manusia hanyalah mengaku-mengaku sebentar, untuk kemudian ditinggal mati. Mau dibawa kemana harta itu setelah kita mati? Dibawa masuk keliang kubur? Ah, bumi ini toh milik Allah jua.
Dengan demikian, kunci pertama supanya kita tidak merasa rendah diriketika menghadapi orang lain adalah harus yakin bahwa segala kekayaan itu adalah milik Allah! Lalu, Allah membagi-bagikannya kepada siapa saja yang dia kehendakan dan menahannya dari siapapun yang dikehendaki-Nya. Mau kaya, mau miskin; semuanya mutlak tergantung kehendak Allah.

Firman Allah :
“Allah melapangkan rezki siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia(pula) yang menyempitkan (rezki itu) baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS al-Ankabut [29]:62).
Dalam memandang kehidupan ini, seharusnya kita seperti sedang bekerja didalam suatu pekerjaan besar.

SEKIAN ...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar