Tanpa
pemimpin, sehebat apapun SDM dan sekaya apapun SDA yang ada di negeri itu tidak
akan banyak membuahkan hasil, seperti kapal tanpa nahkoda yang tidak tau arah
tujuannya”. Menurut Dr Thariq Muhammad as Suwaidan dalam bukunya “Sukses Menjadi Pemimpin Islam” Pemimpin
diibaratkan seperti seorang pengembala yang menuntun gembalanya dari depan dan
mengajaknya untuk mencari tempat makan yang baik. Dari makna ini bisa kita katakan
bahwa peminpin itu adalah orang yang berada didepan dan menjadi petunjuk jalan
kebaikan bagi rombongan/orang-orang yang
ia pimpin dan pengarah untuk kebaikan mereka. Bukan seperti pemimpin-pemimpin
sekarang yang selalu berada di garis belakang dan mengajarkan masyarakatnya
dengan hal-hal yang tidak layak untuk diajarkan. Kepala keluarga bertanggung
jawab atas keluarganya, sehingga ia berkewajiban untuk mengarahkan istri dan
anak-anaknya untuk menjadi orang-orang yang sholeh dan sholeha. Guru
bertanggung jawab atas muridnya. Pimpinan lembaga bertanggung jawab untuk
menjalankan lembaga itu agar berhasil. Jika tidak demikian, maka orang-orang
yang ikhlas akan menjahuinya, sebaliknya orang-orang pragmatislah yang akan
mengelilinginya.
Diera
yang telah mengalami krisis kepemimpinan seperti sekarang ini banyak
pemimpin-pemimpin hanya mementingkan urusan pribadi mereka sendiri, mereka
hanya berfikir bagaimana bermain aman, masyarakat hanya menjadi korban untuk
tujuan pribadi mereka. Alangkah sedihnya nasib masyarakat, sudah miskin harta,
miskin ilmu malah di jadikan korban oleh pemimpinnya. Padahal kita tau
kewajiban seorang pemimpin. Mungkin tak asing lagi kita dengar cerita
kepemimpinan rosullullah SAW, beliau selalu mendahului kepentingan ummatnya di
bandingkan kepentingan pribadinya, sampai-sampai sebelum menghembuskan nafas
terakhirnya pun beliau masih memikirkan ummatnya, dalam suatu riwayat di
sebutkan sebelum meninggal rasullullah menyebut-nyebut kata “Ummatku…Ummatku..Ummatku”.
Itu membuktikan betapa besarnya tanggung jawab dan kepedulian seorang pemimpin
kepada ummatnya, kita bandingkan dengan kepemimpinan-kepemimpinan sekarang bisa
dikatakan tidak adalagi pemimpin-pemimpin seperti rosullullah dan para
sahabatnya.
Pilgub
Babel 2012
Memasuki
Pilgub 2012 yang insyaAllah dilaksanakan 23 Febuari 2011 para calon gubernur Bangka
Belitung mulai memainkan strateginya, berbagai macam strategi politik mereka gunakan,
cara yang paling sering di gunakan, yaitu dengan membodoh-bodohi masyarakat,
ya..tapi itulah potret kehidupan politik di era-era melinium sekarang ini. Uniknya
cara-cara yang dipakai oleh para calon gubernur membuat masyarakat Bangka Belitung
selalu kecolongan, entah karena masyarakatnya memang bodoh atau memang
masyarakatnya pura-pura bodoh. Padahal sudah jelas-jelas cara-cara yang mereka
gunakan tidak baik “lo kok malah dipilih” aneh. Mereka tidak memikirkan nasib
masyarakat kedepannya, cuma karena di beri baju, beras, sabun dll mereka tak
segan-segan memilih. Padahal mereka paham betul cara-cara seperti itu tidak
baik. Ajaran Islam mengingatkan umatnya untuk berhati-hati di dalam memilih pemimpin,
karena salah memilih pemimpin berarti sama dengan turut berkontribusi dalam
menciptakan kesengsaraan masyarakat. Tanggung jawab seorang pemimpin sangat
besar baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia. Rosullullah sudah memberi
“warning” bagi para pemimpin yang selalu
membodoh-bodohi rakyat, diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
“Tiada seorang hambapun yang oleh
Allah diserahi memimpin rakyat, mati pada hari ia mati dalam keadaan membodohi
rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan sorga atasnya.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Dari
hadis di atas jelas perbuatan-perbuatan membodoh-bodohi rakyat itu diharamkan
bagi ummat Islam. Sekarang mulailah belajar untuk fair dalam berkampanye, buat
apa membuang-buang harta dengan tujuan yang picik, ngak ada hasilnya, harta hanya
akan terbuang sia-sia. Hidup didunia hanya sementara, satu detik, satu menit, bahkan
satu jam kedepan kita tidak bisa memastikan hidup kita, Allahdulillah kalau
kita sempat bertobat, “kalau tidak!!” kita akan menyesal selama-lamanya.
Nauzubillahiminzalik
Sedikit menghimbau kepada masyarakat Bangka Belitung
mulailah peka terhadap hal-hal seperti diatas jangan mau di bodoh-bodohin,
pilihlah pemimpin yang sesuai dengan kaedah-kaedah Islam (Al-Q’uran & Al-Hadist).
Jangan mudah terpropokasi dengan hal-hal yang kurang baik. Karena satu suara sangat
menentukan Bangka Belitung kedepannya.
"Kita Harus Hidup Bersama Sebagai Saudara
Atau Musnah Bersama Sebagai Orang Yang Bodoh"
(Martin Lauther King Jr)