Senin, 26 Desember 2011

POLISI BUKAN LAGI MITRA MASYARAKAT


Kalau melihat tanyangan televisi baru-baru ini, kejadian yang menimpa masyarakat Bima, sungguh di luar batas prikemanusiaan, polisi yang dikenal sebagai pelindung, pengayom dan mitra masyarakat kini menjadi penindas, pembunuh dan musuh masyarakat. Kejadian-kejadian seperti ini sebenarnya sudah sering terjadi antara lain di Papua dan Masuji yang baru-baru ini hangat terdengar ditelinga kita. Anehnya aparat penegak hukum bukan belajar atas kejadian-kejadian itu malah menambah cerita-cerita kelam sejarah kekerasan di negeri ini, ini membuktikan bahwa rendahnya  moral dan pengetahuan penegak hukum di tanah air tercinta ini.
Kasus di masuji adalah sejarah terkejam yang pernah ada di tanah air ini, kasus diluar prikemanusian ini membuktikan bahwa aparat kepolisian di Indonesia sudah tidak berjalan sesuai amanah perundang-undangan, jadi buat apa ada polisi di negeri ini!! Sangat disayangkan, kejadian-kejadian yang seharusnya bisa diantisipasi dengan dialog dan musyawarah malah dilakukan dengan kekerasan samapai menimbulkan korban nyawa, siapa yang harus di salahkan?? Kalau sudah begini tidak ada yang ingin disalahkan, semuanya lepas tanggung jawab. Dari kejadian ini sudah selayaknya dilakukan pembenahan ditubuh penegak hukum (Kepolisisan), kalau ini dibiarkan terus menerus, ditakutkan masyarakat akan menganggap kekerasan merupakan jalan alternative untuk menyelesaikan setiap permasalahan.
Peristiwa yang terjadi di bima, sebenarnya dilatar belakangi keyakinan masyarakat tentang keberadaan tambang emas tersebut yang akan mengancam pekerjaan mereka sebagai petani lantaran areal tambang berada pada sumber mata air. Protes dan penolakan tambang ini sudah dilakukan setahun terakhir, namun belum mendapat tanggapan dari Bupati. Jelas dalam tuntutan itu agar penguasa berpihak pada warga yang mayoritas jelas sebagai rakyat di Bima.
Lalu kemana larinya keadilan, sedangkan bagian dari kelompok masyarakat mayoritas yang berjuang bersama ribuan masyarakat di Bima yang menuntut keadilan nyata. Sedangkan dari Pemerintah Kabupaten Bima sendiri tidak menggubrisnya, bahkan mengerahkan kekuatan aparat yang bersenjata lengkap. Apakah ini menjadi rahasia umum tentang keberpihakan institusi aparat “tukang bantai” negara bahwa mereka maju tak gentar membela yang bayar.
Sebenarnya kekerasan ini hanyalah hilir. Hulunya adalah negara yang terbukti gagal melakukan pembaharuan agraria dan mencegah kepentingan luar biasa elite politik dan pengusaha menguasai sektor tambang dan perkebunan. Dengan kejadian-kejadian ini pemerintah diharapkan aktif dalam menanggulangi masalah-masalah yang terjadi, jangan di biarkan berlarut-larut, karena akan berdampak signifikan kepada kehidupan bermasyarakat. Lebih ditakutkan lagi, apabila masyarakat sudah menganggap bahwa aparat kepolisian adalah musuh mereka. Semua ini akan terjadi apabila masalah-masalah ini tidak cepat diselesaikan, saya yakin akan muncul masalah-masalah yang serupa apabila permasalahan ini tidak di tuntaskan denagan baik.
Nama baik aparat kepolisian sudah begitu jelek di masyarakat, terlihat dalam berbagai kehidupan sosial khususnya dalam kehidupan berlalu lintas, polisi yang dikenal sebagai pemeras masyarakat. Hal-hal semacam ini sudah sangat sering terjadi, kapolda, kapolres, kapolsek dan kapolri selaku pimpinan tertinggi di kepolisian sudah tau akan hal-hal semacam itu. Tetapi tidak ada tanggapan yang serius dari permasalahan-permasalahan tersebut. Ditambah lagi, dalam menangani demo masyarakat intelek, polisi selalu melakukannya dengan kekerasan, apakah layak seorang aparat penegak hukum memberlakukan masyarakat intelektual bangsa yang tulus mengeluarkan aspirasinya membawa hak rakyat di perlakukan seperti hewan?? Aparat kepolisian dinegara ini sudah tidak lagi mempunyai nurani welas asih. Mau jadi apa Negara ini kalau semua mahasiswanya hanya diam duduk dibangku kuliah tanpa menghiraukan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah! Dengan mahasiswa aktif dalam menyalurkan aspirasinya saja, pemerintah tetap melakukan hal-hal yang tidak berpihak kemasyarakat. Apalagi tidak!!!
Masyarakat sudah muak dengan janji-janji para pejabat Negara yang selalu mengumbar janji, tanpa ada penyelesaian yang tuntas. Dengan masalah-masalah ini diharapkan pemerintah benar-benar serius dalam menyelesaikan pelanggaran-pelanggaran yang sangat biadap ini. Karena dampaknya akan sangat patal bagi keamanan dan ketentraman di Negara kesatuan Republik Indonesia. Sebab kalau kita lihat, permasalahan atau kasus yang terjadi semuanya sama yaitu masalah pertambangan dan perkebunan. Sebab saya yakin kalau kasus-kasus ini tidak diselesaikan sampai tuntas, akan timbul lagi masalah-masalah baru seperti masalah-masalah di Papua, Masuji dan Bima.
 
MAJU TAK GENTAR MEMBELA YANG BAYAR BERSAMA POLISI