Jumat, 24 Juni 2011

MENGGUGAT PERAN MAHASISWA


“Tak ada pohon baik yangmenghasilkan buah jelek,
Tak ada pula pohon jelek yang menghasilkan buah yang baik,
Masing-masing pohon di kenali dari buah yang dihasilkan”
(Daud Ibnu Ibrahim al-Shawni)


Mahasiswa dan sejarah perjuangannya
Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak banyak, namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa. Walaupun jaman yang terus bergerek dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme.
Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus berbuat sesuatu untuk masyarakatnya, bangsa dan negaranya.
Sejarah mencatat dengan tinta emasnya, perjuangan mahasiswa dalam memerangi ketidak adilan. Sejarah juga mencatat bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari mahasiswa dan dari pergerakan mahasiswa akan muncul tokoh dan pemimpin bangsa.
Tidak bisa dipungkiri bahwa selain belajar, gerakan mahasiswa telah banyak dicatat oleh sejarah sebagai kelompok yang ikut andil dalam perubahan sebuah bangsa. Sebagai contoh beberapa peristiwa penumpasan rezim seperti Juan Peron di Argentina tahun 1955, Perez Jimenez di Venezuela tahun 1958, Soekarno di Indonesia tahun 1966, Ayub Khan di Pakistan tahun 1969, Reza Pahlevi di Iran tahun 1979, Ferdinan Marcos di Filipina tahun 1985, Chun Doo Hwan di Korea Selatan tahun 1987 dan Soeharto di Indonesia tahun 1998 merupakan hasil dari gerakan mahasiswa meskipun perjuangan ini tidaklah harus di bayar dengan nyawa, darah dan air mata.

Mengukuhkan Identitas Mahasiswa
Dari sekelumit cerita diatas perlulah dijadikan bahan refleksi mengenai jati diri mahasiswa. Peran mahasiswa minimal di kampus adalah intelektual muda yang kritis dalam menghadapi setiap situasi. Senada dengan pernyataan Ali Syariati “ mahasiswa sejati adalah mereka yang berani mengemukakan protes terhadap penyimpangan yang terjadi dimasyarakat”.
Karena tugas seorang intelektual tidak semata menganyam kata dan menenun gagasan tapi juga mengubahnya menjadi kenyataan. Mahasiswa semestinya menjadi intelektual organik. Yaitu kelompok intelektual yang terlibat dalam berbagai kelas masyarakat. Bukan menjadi kelas ekskusif yang berada di menara gading, melainkan turun berjuangan bersama rakyat. Karena perubahan tidak bisa dilakukan hanya oleh mahasiswa, melainkan bersama-sama dengan setiap elemen dalam masyarakat. Dan satu lagi Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah, kerja lapangan atau kesempatan yang lain mengenai masalah-masah yang ada.
Tugas mahasiswa tidak hanya belajar atau melahap buku-buku demi kepentingan akademik semata. Mahasiswa harus ikut andil dalam perubahan, kritis menyikapi setiap ketidak adilan. “Karena Diam Bukanlah Emas”

Bangkit melawan atau tunduk tertindas karna mundur adalah penghianatan.
BERANIKAH KAMU??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar